Kondisi ini seperti berulang dengan apa yang terjadi pada perdagangan awal pekan, Senin lalu (28/10/2019) ketika IHSG juga sempat memerah, tapi di menit akhir ditutup naik, padahal masih terjadi aliran modal keluar dari asing alias net sell.
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, Selasa kemarin net sell asing bahkan mencapai Rp 534,70 miliar di semua pasar, terdiri dari pasar reguler Rp 375,19 miliar dan pasar nego dan tunai Rp 159,52 miliar.
Di sesi I siang, net sell asing bahkan sudah tinggi Rp 343,13 miliar di semua pasar sehingga pada sesi II bertambah nilainya. Sebulan terakhir, asing sudah keluar Rp 2,53 triliun di semua pasar (Rp 1,80 triliun di reguler dan Rp 723,06 miliar di nego dan tunai).
Adapun year to date, asing justru masuk Rp 44,25 triliun di semua pasar (kecuali pasar reguler terjadi net sell Rp 18,27 triliun).
Dengan catatan net sell Selasa kemarin, maka aksi beli bersih (net buy) investor domestik mampu menahan kejatuhan IHSG. Sepekan terakhir, IHSG naik 0,89%, sebulan terakhir naik 2,33% dan year to date IHSG naik tipis 1,40%.
Selasa kemarin, lima saham emiten yang diborong asing yakni PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) Rp 68,65 miliar, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 66,88 miliar dan PT Astra International Tbk (ASII) Rp 12,17 miliar.
Sementara dua saham lain yakni PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) Rp 8,34 miliar dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR) Rp 6,1 miliar.
Stefanus Adrian Chandra Wijaya, Equity Research Analyst PT Phillip Sekuritas Indonesia, mencermati bahwa pergerakan IHSG di pasar modal selama 2 hari ini cenderung sideways dan fluktuatif.
"Kami lihat memang investor asing banyak mengurangi portofolionya terutama di perbankan namun masih tercatat net buy di beberapa saham perbankan, misalnya BBCA," katanya kepada CNBC Indonesia, Selasa (29/10/2019).
Data BEI mencatat, asing memang masuk melego saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Selasa kemarin Rp 138,38 miliar, tapi sepekan terakhir asing memborong Rp 216,11 miliar saham BBCA dan year to date asing masuk Rp 3,52 triliun.
"Kestabilan harganya [saham bank] tersebut membuat IHSG masih cenderung bertahan di area positif," kata Chandra.
"Melihat adanya perlambatan ekonomi yang terjadi di dunia serta dari domestik pertumbuhan kredit juga melambat, investor asing nampaknya melakukan taking profit dari saham lalu melakukan rotasi aset dari saham yang memiliki risiko tinggi ke aset yang memiliki risiko lebih rendah seperti obligasi," tegasnya.
Dia menjelaskan penguatan IHSG dalam 2 hari terakhir juga banyak disokong oleh saham-saham di luar big 10 market cap atau deretan saham dengan kapitalisasi di atas Rp 100 triliun.
LANJUT HALAMAN 2: Potensi net sell masih ada, efek kabinet baru sudah berlalu?
(tas/sef)Bisnis - Terkini - Google Berita
October 30, 2019 at 06:31AM
https://ift.tt/2C5FiZf
Sebulan Asing Kabur Rp 2,53 T, Siapa Penolong Hijaunya IHSG? - CNBC Indonesia
Bisnis - Terkini - Google Berita
https://ift.tt/34Gk0OK
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sebulan Asing Kabur Rp 2,53 T, Siapa Penolong Hijaunya IHSG? - CNBC Indonesia"
Post a Comment