Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya tumbang di zona merah pada penutupan sesi I, Selasa ini (29/10/2019) di level 6.263,11 kendati sempat berada di zona hijau di perdagangan pagi. Investor asing bahkan mencatatkan jual bersih (net sell) hingga Rp 343,13 miliar di semua pasar.
Mengacu data Bursa Efek Indonesia, dalam 1 bulan terakhir, IHSG masih naik 2,03%, tapi dalam 6 bulan terakhir minus 3,75%. Sementara itu sejak awal tahun hingga saat ini IHSG naik tipis 1,11% (year to date).
Investor asing hari ini keluar Rp 343,13 miliar di semua pasar, terbagi atas pasar reguler net sell Rp 246,87 miliar dan pasar nego+tunai net sell Rp 96,25 miliar. Sebulan terakhir, asing keluar Rp 2,33 triliun. Namun year to date, asing masuk Rp 44,44 triliun di semua pasar (pasar reguler net sell Rp 18,14 triliun).
Stefanus Adrian Chandra Wijaya, Equity Research Analyst PT Phillip Sekuritas Indonesia, mencermati bahwa pergerakan IHSG di pasar modal selama 2 hari ini cenderung sideways dan fluktuatif.
"Kami lihat memang investor asing banyak mengurangi portofolionya terutama di perbankan namun masih tercatat net buy di beberapa saham perbankan, misalnya BBCA," katanya kepada CNBC Indonesia, Selasa (29/10/2019).
Data BEI mencatat, beberapa bank mencatatkan net buy asing seperti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 37,92 miliar, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 8,24 miliar. Sementara saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) tercatat net sell di sesi I, Rp 84,59 miliar dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp 47,65 miliar.
Namun dalam sepekan terakhir perdagangan, saham BBCA memang diborong asing hingga Rp 269,9 miliar di semua pasar.
"Kestabilan harganya [saham bank] tersebut membuat IHSG masih cenderung bertahan di area positif," kata Chandra.
"Melihat adanya perlambatan ekonomi yang terjadi di dunia serta dari domestik pertumbuhan kredit juga melambat, investor asing nampaknya melakukan taking profit dari saham lalu melakukan rotasi aset dari saham yang memiliki risiko tinggi ke aset yang memiliki risiko lebih rendah seperti obligasi," tegasnya.
Dia menjelaskan penguatan IHSG dalam 2 hari terakhir juga banyak disokong oleh saham-saham di luar big 10 market cap atau deretan saham dengan kapitalisasi di atas Rp 100 triliun.
Potensi Net sell
Phillip Sekuritas, katanya, memprediksi potensi keluarnya investor asing masih ada tetapi terbatas karena pasar masih menantikan pengumuman bank sentral AS, The Fed.
"Pasar menunggu pengumuman The fed yang berpeluang besar untuk menurunkan suku bunga," katanya.
Sebab itu, katanya, untuk investor yang berorientasi jangka panjang saat ini dapat mempertimbangkan saham konsumer untuk saham defensif serta saham dalam sektor konstruksi dan properti yang akan mendapatkan sentimen positif karena melihat tren penurunan suku bunga.
Nantikan rilis kinerja perbankan, begini nasib IHSG
(tas/hps)
Bisnis - Terkini - Google Berita
October 29, 2019 at 12:37PM
https://ift.tt/2Nl4T5r
Oalah! Ternyata Ini Pemicu Asing Kabur dari Saham Rp 343 M - CNBC Indonesia
Bisnis - Terkini - Google Berita
https://ift.tt/34Gk0OK
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Oalah! Ternyata Ini Pemicu Asing Kabur dari Saham Rp 343 M - CNBC Indonesia"
Post a Comment