Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang minggu ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara akumulatif masih mengalami koreksi sebanyak 0,55% terhenti di level 6.196 pada hari Jumat (29/9/2019). Angka tersebut lebih rendah dibandingkan penurunan minggu lalu yang mencapai 1,63%.
Berbagai kondisi turut membuat IHSG cenderung berfluktuatif cenderung melemah. Maraknya aksi demo yang berlangsung sejak awal pekan membuat investor asing (foreign) jor-joran melepas koleksi portofolio di bursa saham Tanah air.
Dalam sepekan, asing tercatat membukukan jual bersih (net sell) mencapai Rp 1,82 triliun di pasar reguler. Ada lima saham yang paling banyak dilepas asing minggu ini, berikut saham-sahamnya.
1. PT Bank Rakyat Tbk (BBRI)
Saham BBRI dengan nilai jual bersih (net sell) sebesar Rp 325,3miliar selama sepekan.Secara kinerja, emiten perbankan kebanggaan masyarakat Indonesia tersebut justru mengalami kenaikan 20 poin atau 0,48%menjadi Rp 4.180/saham.
Nilai perdagangannya bisa dikatakan menjadi salah satu yang paling likuid dengan transaksi mencapai Rp 1,7triliun. Menurut catatan bursa, kapitalisasi pasar (market capitalization/market cap) BRI menembus angka Rp 510 triliun, atau menjadi salah satu yang paling besar saat ini dengan bobot penguasaan setara 7,2% dari IHSG.
2. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP)
Nasib kurang beruntung dialami emiten semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), yang sahamnya dijual asing dengan net sell mencapai Rp 173 miliar juga dalam sepekan.
Emiten yang sahamnya dikuasai oleh Birchwood Omnia Limited sebesar 51% tersebut, mengalami penurunan harga saham hingga mencapai 1.725 poin (-8,38%) menjadi Rp 18.850/saham.Nilai perdagangan sahamnya sebesar Rp 338 miliar, dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 69,4 triliun.
3. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)
Emiten perbankan lainnya yang banyak dilepas asing yakni saham BNI dengan nilaijual bersih sebesar Rp 164 miliar.
Bank pelat merah yang fokus usahanya memberikan kredit kepada korporasi tersebut, sahamnya mengalami penurunanhingga 225 poin atau minus 2,94% menjadi Rp 7.425/saham. Dengan perdagangan sahamnya mencapai Rp 605miliar. Kapitalisasi BNI menjadi yang terbesar ke 10 dengan persentase setara 1,9% dari IHSG atau setara Rp 137 triliun.
4. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM)
Emiten penguasa pangsa pasar telekomunikasi di Indonesia tersebut ini, sahamnya juga tidak lepas dari sasaran jual asing dengan catatan net sell mencapai Rp 162 miliar.
Meski banyak dilego asing, sahamnyamasih bertumbuh dengan kenaikan20 poin atau meningkat 0,47%menjadi Rp 4.310/saham. Nilai transaksi sahamnya menjadi salah satu yang paling besar senilai Rp 1,7triliun.
5. PT United Tractors Tbk (UNTR)
Anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) ini banyak dilepas investor asing dengan nilai jual bersih mencapai Rp 144 miliar.
Emiten alat berat dan pertambangan ini sahamnya mengalami koreksi 1.525 poin atau turun 6,93% menjadi Rp 2.0475/saham. Nilai perdagangannya terbilang likuid dengan catatan Rp 405 miliar.
Gelombang Demo Membuat Investor Asing Tinggalkan Indonesia
Perlu diketahui, dalam periode 12 September-25 September (10 hari perdagangan), investor asing selalu membukukan jual bersih di pasar reguler. Jika ditotal, nilai jual bersih investor asing dalam 10 hari mencapai Rp 5,1 triliun.
Kemarin (26/9/2019), investor asing sempat mencatatkan net buy di pasar reguler, namun nilainya terbilang minim hanya senilai Rp 218,4 miliar, yang kemudian kembali mencatatkan jual bersih pada perdagangan akhir pekan ini.
Seperti yang diketahui, Indonesia memanas dalam beberapa waktu terakhir seiring dengan gelombang demo yang terjadi di berbagai daerah terkait dengan beberapa isu.
Isu-isu yang dimaksud di antaranya revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK) yang belum lama ini sudah disahkan oleh parlemen. Disahkannya revisi UU KPK dipandang oleh banyak pihak sebagai upaya yang sistematis untuk melemahkan posisi KPK, sebuah lembaga yang memiliki rekam jejak oke dalam hal pemberantasan korupsi di Indonesia.
Selain revisi UU KPK, aksi demo juga digelar guna menolak pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Lebih lanjut, ada RUU Permsayarakatan, RUU Ketenagakerjaan, dan juga RUU Minerba yang lagi-lagi meresahkan masyarakat.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejatinya sudah mengambil beberapa langkah guna mendingikan suasana, seperti berdiskusi dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang pada akhirnya mendorong pengesahan RUU KUHP dan tiga RUU kontroversial lain dibatalkan.
Kepastian pembatalan pengesahan empat RUU tersebut datang pada hari Selasa (24/9/2019) dari Ketua DPR RI Bambang Soesatyo. Empat RUU yang dibatalkan pengesahannya adalah RUU KUHP, RUU Permasyarakatan, RUU Pertanahan dan RUU Minerba.
Kemudian kemarin, Jokowi menggelar pertemuan dengan sejumlah tokoh bangsa dari berbagai elemen di Istana Kepresidenan. Pasca menggelar pertemuan, Jokowi mengungkapkan bahwa dirinya akan mempertimbangkan untuk menerbitkan Perppu untuk UU KPK yang sangat kontroversial.
"Ya tentu ini akan kita segera hitung kalkulasi dan nanti setelah kita putuskan akan kami sampaikan pada senior dan guru-guru saya yang hadir," kata Jokowi.
Seiring dengan kondisi di Indonesia yang bisa kembali membara, investor asing memilih bermain aman dengan kembali melego saham-saham di tanah air.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Bisnis - Terkini - Google Berita
September 29, 2019 at 01:44PM
https://ift.tt/2onaMX5
Diterpa Gelombang Demo, 5 Saham ini Jadi Paling Dilego Asing - CNBC Indonesia
Bisnis - Terkini - Google Berita
https://ift.tt/34Gk0OK
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Diterpa Gelombang Demo, 5 Saham ini Jadi Paling Dilego Asing - CNBC Indonesia"
Post a Comment