Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia menutup perdagangan pertama di pekan ini, Senin (30/9/2019), di zona merah: indeks Nikkei jatuh 0,56%, indeks Shanghai melemah 0,92%, dan indeks Straits Times terkoreksi 0,18%.
Memanasnya hubungan AS-China di bidang perdagangan menjadi faktor yang memantik aksi jual di bursa saham Benua Kuning. CNBC International melaporkan bahwa pemerintahan Presiden AS Donald Trump kini sedang mempertimbangkan langkah untuk memangkas investasi AS di China, seperti dikutip dari seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Sumber tersebut menyebut bahwa salah satu opsi yang mungkin diambil adalah memblokir seluruh investasi keuangan dari AS terhadap perusahaan-perusahaan asal China. Restriksi tersebut dimaksudkan untuk melindungi investor asal AS dari risiko yang berlebihan yang mereka tanggung, seiring dengan kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh China terhadap perusahaan-perusahaan di sana.
Sebelumnya, Bloomberg memberitakan bahwa para pejabat pemerintahan AS mempertimbangkan opsi untuk men-delisting perusahaan-perusahaan asal China yang melantai di AS. Langkah ini dimaksudkan guna membatasi aliran modal portofolio dari investor asal AS ke perusahaan-perusahaan asal China. Lebih lanjut, AS juga mempertimbangkan untuk melarang dana pensiun dari pegawai pemerintah untuk diinvestasikan ke pasar keuangan China.
Pemberitaan ini muncul kala kedua negara akan segera menggelar negosiasi dagang tingkat tinggi di Washington. Melansir Bloomberg, Kementerian Perdagangan China menyebut bahwa Wakil Perdana Menteri China Liu He akan bertandang ke AS selepas tanggal 7 Oktober guna memimpin delegasi China.
Sebelumnya, seperti dilansir dari CNBC International yang mengutip tiga orang sumber yang mengetahui masalah tersebut, negosiasi dagang tingkat tinggi antara AS dan China akan digelar selama dua hari, yakni pada tanggal 10 dan 11 Oktober.
Sekedar mengingatkan, sebelumnya hubungan AS-China di bidang perdagangan telah berangsur-angsur membaik. Pada pekan lalu, Juru Bicara Kementerian Perdagangan China mengatakan bahwa Beijing telah membeli kedelai dan daging babi asal AS dalam jumlah yang cukup besar menjelang negosiasi dagang tingkat tinggi antar kedua negara.
Pengumuman ini merupakan sebuah perubahan sikap yang signifikan dari pihak China, mengingat pada bulan lalu Beijing memutuskan untuk menghentikan seluruh pembelian produk agrikultur asal AS.
Beijing pun pada akhirnya geram dengan pemberitaan yang kini beredar. Global Times pada hari Minggu (29/9/2019) menyebut bahwa potensi dibatasinya investasi AS di China sebagai sebuah langkah baru dari Washington untuk menjauhkan diri dari China.
Pemberitaan dari Global Times menyebut bahwa pemberitaan dari langkah-langkah seperti men-delisting perusahaan China dari bursa saham AS diproyeksikan akan menghasilkan dampak yang signifikan bagi perekonomian kedua negara, begitu pula dengan perusahaan-perusahaan.
Untuk diketahui, Global Times merupakan media yang dimiliki dan dijalankan oleh Partai Komunis China.
Dengan langkah pemerintah AS yang membuyarkan suasana ini, ada kemungkinan bahwa negosiasi dagang tingkat tinggi pada bulan depan tak akan berlangsung dengan mulus. Malahan, yang ada justru perang dagang bisa kembali tereskalasi.
Di sisi lain, rilis data ekonomi China yang menggembirakan tak mampu memantik aksi beli di bursa saham Asia. Pada hari ini, Manufacturing PMI China periode September 2019 versi resmi pemerintah diumumkan di level 49,8, di atas konsensus yang sebesar 49,5, seperti dilansir dari Trading Economics.
Sementara itu, Manufacturing PMI China periode yang sama versi Caixin diumumkan di level 51,4, di atas konsensus yang sebesar 50,2, juga dilansir dari Trading Economics.
Memanasnya hubungan AS-China di bidang perdagangan terbukti lebih dominan dalam mendikte jalannya perdagangan di bursa saham Asia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank)
Bisnis - Terkini - Google Berita
September 30, 2019 at 04:51PM
https://ift.tt/2mQzvmh
AS-China Ribut-ribut Lagi, Bursa Saham Asia Berguguran - CNBC Indonesia
Bisnis - Terkini - Google Berita
https://ift.tt/34Gk0OK
Bagikan Berita Ini
0 Response to "AS-China Ribut-ribut Lagi, Bursa Saham Asia Berguguran - CNBC Indonesia"
Post a Comment