JAKARTA, KOMPAS.com - Artikel mengenai Lippo Group yang membakar uang lantaran menanamkan modal di OVO menjadi berita populer kanal Money Kompas.com, Kamis (28/11/2019). Hal ini menyebabkan Lippo Group harus melepas sebagian saham di OVO.
Ada pula berita tentang keinginan Presiden Joko Widodo untuk mengganti aparatur sipil negara (ASN) eselon III dan IV dengan kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI).
Berikut berita populer Money Kompas.com yang masih layak disimak pagi ini.
1. Mochtar Riady: Kami Terus Bakar Uang di OVO, Mana Kuat...
Lippo Group mengakui bahwa pihaknnya harus rela menjual lebih dari 70 persen aset saham yang ada pada aplikasi penyedia layanan digital OVO.
Pendiri Lippo Group Mochtar Riady mengatakan saat ini, saham Lippo di PT Visionet International (OVO) hanya tersisa 30 persen.
"Bukan melepas, tapi kita menjual sebagian. Sekarang tinggal 30 sepersekian persen, dua per tiga kita harus jual," kata pendiri Lippo Group, Mochtar Riady ketika ditemui di Ballroom Djakarta Theatre, Jakarta, Kamis (28/11/2019).
Selengkapnya, baca di sini.
2. Jokowi Ingin Ganti Eselon III dan IV dengan Kecerdasan Buatan?
Presiden Joko Widodo kembali menyinggung rencana pemangkasan birokrasi dengan memotong jabatan eselon III dan IV di kementerian dan lembaga.
Realisasi pemangkasan eselon tersebut bakal direalisasikan tahun depan.
"Tahun depan akan kita lakukan pengurangan eselon, kita punya eselon I, II, III, IV. Yang III dan IV ini akan kita potong," ujar Jokowi di acara Kompas100 CEO Forum di Jakarta, Kamis (28/11/2019).
Selengkapnya, baca di sini.
3. Dahlan Iskan: Saya Tidak Pernah Meragukan Kemampuan Ahok...
Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mendukung penunjukan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjadi Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).
Dahlan yakin mantan Gubernur DKI Jakarta itu mampu menjalankan tugasnya sebagai komisaris utama di perusahaan minyak pelat merah itu.
“Menjadi dirut pun BTP (Ahok) mampu. Saya tidak pernah meragukan kemampuan BTP,” ujar Dahlan di laman pribadinya yang dikutip Kompas.com pada Kamis (28/11/2019).
Selengkapnya, baca di sini.
4. Jokowi: Daripada CPO Didiskriminasi Uni Eropa, Lebih Baik Dipakai Sendiri
Presiden Joko Widodo mengungkapkan beberapa jurus andalannya untuk menekan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD).
Salah satunya adalah dengan mengolah hasil sawit, yaitu minyak sawit mentah ( CPO) menjadi biodiesel di dalam negeri.
Pasalnya, menurut Jokowi, selama ini CPO yang merupakan komoditas utama ekspor Indonesia dilarang dan didiskriminasi oleh Uni Eropa.
"Kita produksi CPO kita jadi biodiesel sendiri, sekarang sudah B20, kemudian B30 terus B50 hingga B100. Artinya CPO kita gunakan sendiri," ujar dia dalam acara KOMPAS100 CEO Forum di Jakarta, Kamis (28/11/2019).
Selengkapnya, baca di sini.
5. Jokowi Sebut Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun Ini Lebih Rendah dari Target
Pemerintah dalam Anggaran Pengeluaran dan Belanja Negara (APBN) 2019 menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga akhir 2019 mencapai 5,3 persen.
Namun demikian, angka tersebut akan sulit terealisasi. Bahkan Presiden Jokowi memaparkan, hingga akhir tahun ini perekonomian hanya akan tumbuh di kisaran 5,04 persen dan 5,05 persen. Bahkan tahun depan menurut dia pertumbuhan ekonomi RI bakal lebih tertekan.
"Tantangan kita ada di mana? Saya kira kita masih di pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi kita tahun ini mungkin 5,04 persen atau 5,05 persen kira-kira. Tahun depan dengan global, menurut Bank Dunia, IMF, akan bisa rurun lagi, karena persoalan belum selesai," ujar dia ketika memberi paparan dalam KOMPAS100 CEO Forum di Jakarta, Kamis (28/11/2019).
Selengkapnya, baca di sini.
Bisnis - Terkini - Google Berita
November 29, 2019 at 05:40AM
https://ift.tt/34qYexU
[POPULER MONEY] Mochtar Riyadi Bakar Uang di OVO | Jokowi Ganti Eselon - Kompas.com - KOMPAS.com
Bisnis - Terkini - Google Berita
https://ift.tt/34Gk0OK
Bagikan Berita Ini
0 Response to "[POPULER MONEY] Mochtar Riyadi Bakar Uang di OVO | Jokowi Ganti Eselon - Kompas.com - KOMPAS.com"
Post a Comment