Jakarta, CNBC Indonesia - Dana asing yang keluar (net sell) dari pasar saham Tanah Air sudah menembus Rp 17,41 triliun hingga Kamis kemarin (3/10/2019) dari awal tahun atau year to date. Dalam 5 hari perdagangan terakhir, data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, net sell mencapai Rp 1,52 triliun di pasar reguler.
Data perdagangan mencatat, hingga akhir sesi II kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup 0,28% ke level 6.038,53, menandai pelemahan selama 5 hari beruntun.
IHSG bahkan sempat meninggalkan level psikologis 6.000. Titik terendah IHSG kemarin berada di level 5.997,69 dan investor asing tercatat melakukan net sell senilai Rp 795,59 miliar dalam sehari.
Namun pada perdagangan Jumat ini (4/10), IHSG akhirnya bangkit dengan penguatan 0,50% di level 6.068 dan sudah mulai terjadi net buy asing Rp 121,65 miliar. Hanya saja year to date, IHSG masih minus 2,05%.
Di tengah rendahnya IHSG, investor saham kenamaan Indonesia, Lo Kheng Hong, menegaskan penurunan IHSG hingga saat ini di level 2,05% itu merupakan kesempatan bagi investor untuk masuk ke pasar saham, bukan malah panic selling.
Menurut dia, turunnya IHSG menjadi poin bagi investor untuk membeli saham perusahaan bagus dengan harga murah. "IHSG yang turun adalah kesempatan untuk membeli saham perusahaan bagus dengan harga murah," katanya kepada CNBC Indonesia, di Jakarta, Kamis (3/10/2019).
Aksi jual bersih investor asing dalam beberapa hari terakhir memang berkaitan dengan sejumlah sentimen eksternal dan internal sehingga membuat investor H2C alias harap-harap cemas. Dari global, tekanan kian kuat setelah perang dagang AS-China terus mengemuka, ditambah dengan potensi resesi di AS.
Sementara dari dalam negeri, pelaku pasar dikhawatirkan belum kondusifnya suasana lantaran beberapa kali Indonesia dikepung aksi demontrasi mahasiswa dan berbagai elemen yang berujung pada aksi anarkis, buntut dari protes terhadap beberapa RUU bermasalah dari pemerintahan Joko Widodo.
Lo Kheng Hong dikenal sebagai salah satu investor bertipe value investing di BEI dan sukses. Bahkan dia dijuluki Warren Buffet-nya Indonesia karena sudah meraup untung dengan memilih saham-saham dengan fundamental baik dan valuasi yang murah.
Dia memiliki beberapa saham saat ini, terutama di Grup Indika Energy. Di PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk. (MBSS), anak usaha PT Indika Energy Tbk (INDY), Lo Kheng Hong memiliki sebanyak 97.102.000 saham atau sebesar 5,55%, sementara di anak usaha Indika Energy lainnya yakni PT Petrosea Tbk (PTRO) dia punya sebesar 13,67% saham per Juni 2019.
Sebelumnya dia menguraikan tiga tips dalam berinvetasi di instrumen saham. Pertama, memastikan perusahaan tersebut menjalankan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance).
Kedua, investasi di perusahaan yang memiliki keberlanjutan usaha yang bagus dan terus prospektif. "Kalau punya saham perusahaan besar seperti punya mesin pencetak uang," tegasnya dalam gelaran Capital Market Summit & Expo 2019 di Jakarta Convention Center, Jumat (23/8/2019).
Ketiga, lanjut Kheng Hong, investor juga dapat membeli saham yang bervaluasi murah. Akan tetapi, saran Lo Kheng Hong, ada prinsip yang harus dipegang teguh dalam berinvestasi saham, yaitu selalu berorientasi jangka panjang, bukan hanya meraih keuntungan sesaat,.
"Investasi itu berakit-rakit ke hulu, berenang renang ke tepian. Investasi menunda kenikmatan. Beli mobil konsumsi, beli saham itu investasi," katanya.
Jeli meneliti saham salah harga
(tas/hps)
Bisnis - Terkini - Google Berita
October 04, 2019 at 10:42AM
https://ift.tt/2MhjeiG
Apa Strategi Saat IHSG Jatuh? Ini Saran Lo Kheng Hong - CNBC Indonesia
Bisnis - Terkini - Google Berita
https://ift.tt/34Gk0OK
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Apa Strategi Saat IHSG Jatuh? Ini Saran Lo Kheng Hong - CNBC Indonesia"
Post a Comment