Search

Jadi Pelopor Fashion Era 80-an, Yuk Kenang Mendiang Hari Moekti Lewat 5 Lagu Ini

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Mediang Hari Moekti, mantan rocker Indonesia yang kini telah menjadi seorang da’i, meninggal dunia di usia 61 tahun pada Minggu (24/6) di Cimahi, Jawa Barat.

Ia meninggal meninggal dunia lantaran penyakit jantung yang ia idap.

"Semoga Husnul Khatimah" kata-kata itu banyak sekali diucapkan semua orang dan dari para netizen saat mendengar kabar, Hari Moekti meninggal pasca sehari operasi jantung dan saat menggelar tablig.

Baca: Meninggal Karena Stroke, Beginilah Perjalanan Hijrah Harry Moekti

Dilansir Tribunpontianak dari Kumparan.com sebelum menjadi seorang pendakwah, Hari muda dikenal sebagai salah satu pelopor fashion remaja pria di era 80-an.

Jaket kulit serta rambut yang disasak tinggi adalah citra Hari saat masih berkarier sebagai rocker.

Selain gaya berpakaian, Hari juga dikenal dengan suara serak yang melengking di setiap lagu-lagunya.

Untuk mengenang sosok Hari Moekti, kumparan telah memilih lima lagu terbaiknya selama berkarier di belantika musik Indonesia.

1. Ada Kamu

“Adududududududuh

Kau tak percaya

Adududududududuh

Mengapa ku cinta”

Itulah sepenggal lirik dari single rock Hari Moekti berjudul ‘Ada Kamu’ yang rilis pada 1987. Saat itu Hari berusia 31 tahun dan telah mengundurkan diri dari grup musik jazz Krakatau besutan Dwiki Dharmawan, Budhy Haryono, dan Donny Suhendra.

Teriakan suara serak Hari di awal lagu ‘Ada Kamu’ sangat fenomenal di eranya. Sebab, sejak single tersebut tenar, Hari mulai dikenal sebagai Rod Stewart-nya Indonesia.

Tanpa terkekang alunan musik jazz, cita rasa musik rock yang telah Hari sembunyikan selama di Krakatau seolah meledak keluar dari dalam hatinya. Ketenaran single ‘Ada Kamu’ pun tak terlepas dari kejayaan musik 80s rock yang banyak dipopulerkan oleh berbagai grup musik, seperti Elpamas, Power Metal, dan Roxx.

2. Lintas Melawai

Dentuman MIDI drum, alunan synthesizer, serta suara bas gitar yang funky membuat lagu ‘Lintas Melawai’ tenar di akhir era 80-an.

Lengkingan suara Hari di lagu yang rilis pada 1988 itu pun terus berkumandang tanpa henti.

Melalui deru suara motor di awal lagu, Hari berusaha menggambarkan bagaimana kehidupan remaja pria Jakarta era 80-an yang gemar ngeceng di kawasan gaul Melawai, Jakarta Selatan.

Saat itu, Hari juga terkenal sering tampil di acara musik Selekta Pop yang digelar oleh TVRI. Melalui aksi panggung yang eksentrik bak ‘kutu loncat’ dan jaket kulit serta ikat kepala, Hari mulai jadi panutan gaya anak muda saat itu.

Karenanya, kini banyak pria-pria yang dahulu sempat merasakan pergaulan di kawasan Melawai mengenang lagu ‘Lintas Melawai’ sebagai tembang kenangan yang penuh memori.

Hari Moekti

Hari Moekti Meninggal (Foto: harimoekti/instagram)

3. Nona Nona Nona

‘Nona Nona Nona’ merupakan single yang Hari rilis pada 1989 lengkap dengan video klipnya yang enerjik dan penuh semangat. Kala itu, gaya berpakaian Hari mulai sedikit berubah dengan jaket kulit rumbai-rumbai dan sebuah plester hitam yang menempel di wajah.

Pada 1991, ‘Nona Nona Nona’ pun dijadikan judul dari album perdana Hari yang berisikan 10 lagu. Kala itu dandanan Hari juga terlihat macho bak Sylvester Stallone di film ‘Rambo’.

Lengkingan suara serak Hari masih terus terdengar sepanjang lagu yang dikerjakan bersama Lilo dan Adi Adrian dari KLa Project itu. Irama drum MIDI dan synthesizer juga masih dipertahankan untuk memperkuat unsur 80-an.

Setelah album ‘Nona Nona Nona’ Hari pun semakin laku di industri musik Indonesia dan ia pun kerap melakukan tur ke berbagai daerah. Sayangnya, Hari justru kemudian memutuskan untuk berhenti bersolo karier dan bergabung ke grup musik Adegan bersama Indra Lesmana dan Gilang Ramadhan.

4. Hanya Satu Kata

Pada 1992, Hari bergabung sebagai vokalis grup musik Adegan yang diperkuat oleh Indra Lesmana (keyboard), Gilang Ramadhan (drum), Donny Suhendra (gitar), dan Mates (bas gitar). Adegan berusaha memadukan musik jazz yang biasa diusung keempat pemusik dengan suara rock milik Hari. Mereka pun merampungkan album ‘Selangkah Di Depan’ di bawah naungan Musica Studio’s.

‘Hanya Satu Kata’ merupakan satu single dari album tersebut yang terkenal. Tanpa banyak menarik suara tinggi, suara serak Hari terdengar sangat syahdu, tidak enerjik, dan menyentuh hati. Hal ini berbeda dari citranya yang diusungnya saat masih menjadi seorang solois.

Lirik romantis dalam lagu ‘Hanya Satu Kata’, membuat suara Hari yang kala itu telah berusia 35 tahun terdengar lebih dewasa dan berkharisma.

Selain ‘Hanya Satu Kata’, Hari pun menyanyikan beberapa single lain di Adegan, termasuk ‘Tujuhbelas Tahun’, ‘Biarkan Saja’, dan ‘Kugenggam Matahari’, yang semuanya merupakan hasil karya Indra Lesmana.

5. Dalam Gelap

‘Dalam Gelap’ merupakan salah lagu yang rilis pada 1987 bersamaan dengan album kompilasi ‘Festival Lagu Populer Indonesia’. Saat itu, Hari baru memulai langkahnya di industri musik Indonesia.

Meski Hari tak menunjukkan suara seraknya yang menggelegar di single ‘Dalam Gelap’, lagu tersebut cocok dalam menggambarkan suasana hati Hari yang kala itu harus kembali ke kampung halamannya di Bandung seusai sang ayah meninggal dunia.

‘Dalam Gelap’ juga yang pada mulanya membawa ketenaran bagi Hari di blantika musik Indonesia. Melalui lirik yang menyayat hati, Hari membawa banyak orang terbawa suasana kala menikmati lagu tersebut.

“Betapa suram hidup ini

Bila sinar terang

menghalau mendung ini”

Lirik tersebut sepertinya tepat untuk menggambarkan perjalanan hijrah Hari di era 90-an.

Dengan berani Hari menanggalkan atribut rock yang selama ini dikenakannya dan mulai mendekatkan diri pada Islam

Let's block ads! (Why?)

Baca lagi kelanjutan nya http://pontianak.tribunnews.com/2018/06/25/jadi-pelopor-fashion-era-80-an-yuk-kenang-mendiang-hari-moekti-lewat-5-lagu-ini

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Jadi Pelopor Fashion Era 80-an, Yuk Kenang Mendiang Hari Moekti Lewat 5 Lagu Ini"

Post a Comment

Powered by Blogger.