Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham dalam negeri dalam sepekan lalu masih mengalami volatilitas yang cukup tinggi. Berbagai sentimen negatif yang ada membuat pasar modal Tanah Air dijauhi investor asing dan membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpuruk.
Kondisi ini membuat kinerja saham emiten-emiten big cap alias emiten dengan kapitalisasi pasar (market capitalization/market cap) besar di atas Rp 100 triliun pun terpengaruh.
Sepanjang pekan lalu IHSG terkoreksi 2,99% (week on week/wow). Pada periode 20-24 April 2020, investor asing membukukan aksi jual bersih sebesar Rp 2,67 triliun di seluruh pasar. Dengan begitu net sell asing di sepanjang tahun ini mencapai Rp 17,54 triliun.
Pekan kemarin sentimen campur aduk datang silih berganti. Awal pekan, pasar saham global digemparkan dengan kejadian yang belum pernah terjadi sebelumnya. Bayangkan saja harga minyak anjlok 300% lebih dalam kurun sehari dan memasuki teritori negatif.
Namun seiring dengan membaiknya sentimen yakni harga minyak yang mulai merangkak naik. Pasar saham pun ikut sumringah. Kenaikan harga minyak dipicu oleh beberapa sentimen.
Pertama, negara-negara Eropa seperti Italia, Spanyol, Jerman dan Belanda yang sudah mulai melonggarkan aturan karantinanya. Bahkan rencana pencabutan status lockdown pun sudah diperhitungkan. Artinya ada harapan ekonomi bisa pulih.
Faktor kedua yang juga turut mengangkat harga minyak adalah kembali tegangnya hubungan antara AS dengan Iran. Presiden AS Donald Trump tak segan-segan memerintahkan militernya untuk membumihanguskan kapal Iran jika menghina kapal angkatan laut AS.
Sementara stimulus yang telah ditanda tangani Presiden Donald Trump senilai US$ 484 miliar yang akan mendanai untuk pinjaman usaha kecil, rumah sakit dan tes corona masal di AS, membuat para pelaku pasar saham kembali bergairah.
Sejumlah sentimen pada pekan kemarin juga membuat harga saham kelompok saham big cap juga berfluktuasi.
Mengacu data BEI, hingga akhir pekan lalu total kapitalisasi pasar saham-saham big cap mencapai Rp 2.415 triliun. Sementara hingga Senin ini (27/4/2020) sesi I pukul 11:00 WIB, total kapitalisasi pasar saham big cap naik menjadi Rp 2.418,8 triliun.
Pada perdagangan Senin ini, IHSG berada di zona merah hingga penutupan sesi I, IHSG melemah 0,13% ke level 4.490,41 karena volatilitas yang masih tinggi di tengah penyebaran pandemi virus corona.
Berikut jajaran 10 besar emiten dengan market cap terbesar:
No |
Emiten |
24 April 2020 (Rp T) |
No |
Emiten |
27 April 2020 (Rp T) |
1 |
BCA/BBCA |
600 |
1 |
BCA/BBCA |
602,2 |
2 |
Bank Bri/BBRI |
321 |
2 |
Bank Bri/BBRI |
323,17 |
3 |
Telkom/TLKM |
306 |
3 |
Telkom/TLKM |
311,06 |
4 |
Unilever/UNVR |
286 |
4 |
Unilever/UNVR |
287,08 |
5 |
Bank Mandiri/BMRI |
198 |
5 |
Bank Mandiri/BMRI |
192,27 |
6 |
Sampoerna/HMSP |
177 |
6 |
Sampoerna/HMSP |
176,8 |
7 |
Chandra Asri/TPIA |
154 |
7 |
Chandra Asri/TPIA |
154,71 |
8 |
Astra/ASII |
147 |
8 |
Astra/ASII |
146,15 |
9 |
Indofood CBP/ICBP |
115 |
9 |
Indofood CBP/ICBP |
115,16 |
10 |
Barito Pacific/BRPT |
110 |
10 |
Barito Pacific/BRPT |
110,38 |
Sumber: BEI, berdasarkan data harga saham, Senin (20/4/2020)
Berdasarkan data di atas, tidak ada perubahan posisi. Kapitalisasi pasar PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik menjadi Rp 602,2 triliun per pukul 11:00 WIB Senin ini, dari pekan lalu Rp 600 triliun. Market cap PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga menguat menjadi Rp 323,17 triliun dari Rp 321 triliun.
Kapitalisasi pasar PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) atau Telkom pun naik menjadi Rp 311,06 triliun dari sebelumnya Rp 306 triliun, market cap PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) naik menjadi Rp 287,08 triliun dari Rp 286 triliun.
Berikutnya market cap PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) turun menjadi Rp 176,80 triliun dari Rp 177 triliun, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) naik menjadi Rp 154,71 triliun dari Rp 154 triliun, sementara PT Astra Internasional Tbk (ASII) turun menjadi Rp 146,15 triliun dari Rp 147 triliun.
Sementara PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) naik menjadi Rp 115,16 triliun dari Rp 115 triliun, sedangkan PT Barito Pacific Tbk (BRPT) juga menguat menjadi Rp 110,38 triliun dari Rp 110 triliun.
Artinya ada tiga emiten yang kapitalisasi pasarnya turun yakni Bank Mandiri, Sampoern, dan Astra.
Market cap adalah nilai pasar dari sebuah emiten, perkalian antara harga saham dengan jumlah saham beredar di pasar, semakin besar nilai market cap emiten maka pengaruh pergerakannya juga besar terhadap pergerakan IHSG.
Beberapa sentimen pasar lainnya yakni beberapa negara di Eropa juga berencana membuka lockdown setelah penyebaran Covid-19 melambat. Italia berencana membuka lockdown secara bertahap pada 4 Mei nanti. Italia dan Spanyol bahkan sudah mengijinkan warganya mulai beraktivitas meski terbatas sejak dua pekan lalu.
Kemudian Jerman juga mulai mengizinkan warganya beraktivitas, toko-toko kecil sudah diizinkan buka kembali sejak Senin, dan sekolah mulai aktif lagi per 4 Mei. Belanda juga berencana membuka lockdown secara bertahap mulai 11 Mei.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har)
Bisnis - Terbaru - Google Berita
April 27, 2020 at 11:42AM
https://ift.tt/3cTUcSH
IHSG Merah, Market Cap Mandiri, Sampoerna & Astra Tergerus - CNBC Indonesia
Bisnis - Terbaru - Google Berita
https://ift.tt/34Gk0OK
Bagikan Berita Ini
0 Response to "IHSG Merah, Market Cap Mandiri, Sampoerna & Astra Tergerus - CNBC Indonesia"
Post a Comment