Pelemahan mata uang Garuda berbanding terbalik dengan pergerakan mata uang di Asia yang berada di zona hijau. Tercatat, won Korea Selatan menguat 0,32 persen, baht Thailand 0,02 persen, dan dolar Singapura 0,16 persen.
Begitu pula dengan yuan China yang menguat 0,11 persen, ringgit Malaysia 0,11 persen, peso Filipina 0,12 persen. Sementara, yen Jepang minus 0,02 persen dan dolar Hong Kong bergerak stagnan.
Hal yang sama terjadi hampir di semua mata uang utama negara maju. Dolar Australia terpantau menguat 0,99 persen, euro Eropa 0,03 persen, dolar Kanada 0,27 persen, poundsterling Inggris 0,19 persen. Analis Asia Valbury Futures Lukman Leong memproyeksi nilai tukar rupiah tak jauh-jauh dari Rp15 ribu per dolar AS. Mata uang Garuda diyakini tetap stabil ditopang oleh berbagai upaya Bank Indonesia (BI).
"Saya kira rupiah masih bergerak di area Rp15 ribu per dolar AS. BI akan menjaga stabilitas rupiah," ucap Lukman kepada CNNIndonesia.com.
Menurutnya, perkembangan virus corona di global tak terlalu mempengaruhi pergerakan rupiah. Hari ini, Lukman memprediksi rupiah bergerak dalam rentang Rp15.400-Rp15.600 per dolar AS.
Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan pihaknya telah menggunakan cadangan devisa (cadev) sebesar US$7 miliar pada Maret 2020 untuk menstabilkan nilai tukar rupiah yang sempat tertekan hebat akibat penyebaran virus corona. Maklum, rupiah pada bulan lalu sempat menyentuh Rp16.500 per dolar Amerika Serikat (AS).
"Cadev kami akui menurun untuk sebesar US$2 miliar bayar utang pemerintah yang jatuh tempo lalu US$7 miliar untuk stabilisasi rupiah," ucap Perry.
(aud/sfr)
Bisnis - Terbaru - Google Berita
April 27, 2020 at 09:30AM
https://ift.tt/3bLw7gA
Awal Pekan, Rupiah Keok di Tengah Penguatan Mata Uang Asia - CNN Indonesia
Bisnis - Terbaru - Google Berita
https://ift.tt/34Gk0OK
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Awal Pekan, Rupiah Keok di Tengah Penguatan Mata Uang Asia - CNN Indonesia"
Post a Comment