Melansir data Refinitiv, harga emas dunia terbang tinggi pada perdagangan Rabu pagi kemarin (8/2/2020), melewati level US$ 1.600/troy ons akibat eskalasi tensi di Timur Tengah (Timteng) tersebut.
Dalam sekejap harga emas melesat 2,35% ke US$ 1,610,9/troy ons, di pasar spot. Level tersebut merupakan harga emas tertinggi sejak Maret 2013.
Pada Rabu tadi malam, saat pelaku pasar menanti respons Presiden AS Donald Trump atas serangan Iran, harga emas sempat terkoreksi akibat aksi ambil untung (profit taking) sehingga harganya berbalik melemah 0,39% ke US$ 1.567,68/troy ons pada pukul 20:55 WIB tadi malam.
Namun dalam waktu singkat, emas kembali naik 0,16% ke US$ 1.576,42/troy ons pada pukul 21:04 WIB tadi malam.
Pergerakan tersebut menunjukkan pelaku pasar masih menanti pernyataan Trump apakah akan membalas serangan Iran, atau tidak. Jika Trump akan membalas Iran dengan serangan militer, emas berpeluang kembali melesat.
Tiga institusi finansial ternama, Goldman Sachs, UBS Group AG, dan Citigroup, sebelumnya memprediksi emas akan mencapai level US$ 1.600/troy ons. Level tersebut langsung tercapai hanya dalam 5 hari perdagangan di tahun ini akibat ketegangan geopolitik itu.
CNBC International pada Rabu pagi melaporkan Iran menyerang setidaknya dua pangkalan militer AS di Irak dengan rudal.
Sebelumnya Selasa (7/1/2020) lalu, Iran mengatakan memiliki 13 skenario balas dendam kepada AS yang telah membunuh Jenderal Quds Force, pasukan elite Iran, Qassim Soleimani lewat serangan pesawat tanpa awak di Bandara Baghdad.
Jenderal Soleimani adalah sosok penting nomor dua di Iran dan dikenal sebagai tokoh revolusioner.
Bloomberg yang mengutip Fars News Agency melaporkan Kepala Komite Pengamanan Nasional Iran Ali Shamkhani mengatakan Teheran sedang menyiapkan 13 skenario untuk membalas AS. Bahkan, ia mengatakan hal ini bisa menjadi "mimpi buruk bersejarah" bagi AS.
"Bahkan jika skenario terlemah kita disetujui, penerapannya bisa menjadi mimpi buruk bersejarah bagi Amerika," katanya. "Keseluruhan pasukan perlawanan akan membalas."
Kurang dari 24 jam setelah ancaman tersebut, Iran benar-benar melakukan balas dendam. Serang rudal sudah dilakukan pagi ini, belum ada laporan awal berapa korban luka-luka atau meninggal akibat serangan tersebut.
Presiden AS Donald Trump merespon serangan tersebut. "Semua baik-baik saja! Misil diluncurkan dari Iran ke dua pangkalan militer di Irak" kata Trump melalui akun Twitternya.
"Saat ini sedang dilakukan perhitungan jumlah korban dan kerusakan. Sejauh ini, cukup baik! Kita memiliki perlengkapan militer yang paling kuat di seluruh dunia! Saya akan membuat pernyataan besok pagi (Rabu pagi waktu AS)" tambah Trump.
Pelaku pasar kini dibuat cemas akan kemungkinan perang yang lebih luas, yang membuat rupiah tertekan. Presiden Trump akhir pekan lalu memperingatkan Iran untuk tidak balas dendam atas tewasnya Jendral Soleimani. Jika peringatan tersebut tidak dihiraukan, Trump akan menyerang sebanyak 52 wilayah Iran sebagai balasan.
Sebenarnya emas sudah menunjukkan tanda-tanda penguatan sejak akhir tahun 2019, sebelum terjadi ketegangan AS vs Iran. Saat itu bursa saham AS (Wall Street) terus mencetak rekor tertinggi, sementara dolar AS terus menguat. Tetapi nyatanya, dalam kondisi yang menatang bagi emas itu, harganya tetap mampu menguat ke hingga ke atas US$ 1.500/troy ons.
Aksi saling serang antara AS vs Iran sejak awal tahun menjadi energi tambahan bagi emas, sekaligus melapangkan jalan menuju US$ 1.700/troy ons.
Menurut Bloomberg Intelligence di tahun 2020, titik support (batas bawah) harga emas berada di level US$ 1.400/troy ons sementara titik resistennya (batas atas) berada di level US$ 1.700/troy ons.
Bisnis - Terbaru - Google Berita
January 09, 2020 at 07:47AM
https://ift.tt/36A3eRS
Emas Dunia Meroket, Emas Antam Tembus Rekor, Gimana Hari Ini? - CNBC Indonesia
Bisnis - Terbaru - Google Berita
https://ift.tt/34Gk0OK
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Emas Dunia Meroket, Emas Antam Tembus Rekor, Gimana Hari Ini? - CNBC Indonesia"
Post a Comment