"Ini salah satu film dengan skenario paling susah yang saya kerjakan. Saya harus tenang banget. Ini benar. Kalau nulis di museum, kalau enggak kuburan. Empat bulan saya isolasi diri untuk nulis," kata Joko di acara Indonesia Comic Con 2018, Jakarta Covention Center, Jakarta Selatan, Minggu (28/10)
Kesulitan lain yang dialami Joko adalah membuat cerita dengan latar masa kini yang bisa diterima penonton. Sebab Gundala merupakan adaptasi dari seri komik bertajuk Gundala Putra Petir karya Harya Suraminata (Hasmi) yang dirilis pada 1969 silam.
Dalam komik diceritakan Gundala awalnya merupakan seorang insinyur bernama Sancaka. Ia berambisi mencari serum anti-petir. Alih-alih menemukan serum, Sancaka malah tersambar petir.
Kejadian itu mempertemukan Sancaka dengan Raja Petir Kronz. Kronz mengangkat Sancaka menjadi anaknya dan memberikan kalung ajaib yang dapat mengubah dirinya menjadi manusia super. Sejak itu, ia pun dikenal sebagai Gundala Putra Petir.
Joko tidak menjelaskan seperti apa proses Sancaka menjadi Gundala dalam film, tetapi salah satu perbedaan komik dengan film adalah kemunculan Sancaka kecil. Sancaka dewasa diperankan Abimana Aryasatya, sementara Sancaka kecil diperankan Muzaki Ramdhan.
"Sancaka kecil muncul dari catatan pak Hasmi, kami komparasikan ke cerita ini. Jadi enggak langsung dewasa, tapi ada kecilnya seperti apa," kata Joko.
Bumi Langit Studio yang bekerja sama dengan untuk film Gundala juga membantu Joko mengembangkan cerita. Joko mengibaratkan orang-orang Bumi Langit Studio bagai ensiklopedia berjalan Gundala.
Lebih lanjut, Joko menjelaskan Gundala merupakan film pahlawan super yang realistis. Menurutnya hal itu bisa terlihat dari poster Gundala yang mmeperlihatkan kostum bagian atas.
Kostum itu nampak berbeda dengan kostum di komik yang berwarna merah biru. Namun, masih ada aksesoris di telinga yang serupa sayap.
"Kostum enggak tiba-tiba ada diberikan dari langit. Kami buat masuk akal, pertama sempat dibuka dulu yang merah. Semua ini dijelaskan dalam film, kenapa ada (aksesoris) kuping, kacamata dan masker," kata Joko.
Joko memastikan Gundala adalah film pahlawan super yang sangat Indonesia. Film yang dijadwalkan rilis pertengahan tahun 2019 ini akan berlatar tempat Jakarta.
Selain Abimana, Joko juga mengumumkan pemeran karakter lain. Mereka adalah Muzaki yang berperan sabagai Sancaka kecil, Tara Basro sebagai Wulan alias Merpati dan Bront Palarae sebagai Pengkor. (ayp)
Baca lagi kelanjutan nya https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20181028161934-220-342076/joko-anwar-menyepi-4-bulan-untuk-garap-naskah-gundalaBagikan Berita Ini
0 Response to "Joko Anwar Menyepi 4 Bulan untuk Garap Naskah Gundala"
Post a Comment