Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar modal Tanah Air sepanjang pekan lalu kena tekanan cukup berat di tengah makin mewabahnya virus corona yang membuat bursa-bursa utama global, termasuk bursa Wall Street AS keok. Sepekan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 7,3% ke level 5.452,7 mengikuti tren di bursa global.
Momen langka pun terjadi, yakni saham-saham unggulan alias blue chip terjerembab ke daftar top loser (saham dengan koreksi harga terburuk).
Biasanya, top loser serta top gainer diisi oleh saham-saham lapis kedua dan ketiga karena nilai kapitalisasi pasar mereka kecil sehingga persentase harganya lebih mudah digerakkan oleh transaksi di pasar yang nilainya kecil.
Namun, sepekan lalu (24-28 Februari), ketika bursa dunia berjatuhan hingga ribuan poin dalam sepekan, saham-saham unggulan pun dilanda aksi jual sehingga IHSG anjlok nyaris 600 poin dalam 5 hari perdagangan pekan lalu. Ini menunjukkan aksi jual terjadi begitu masif hingga saham blue chip pun dilego besar-besaran tanpa ampun.
Menurut catatan Tim Riset CNBC Indonesia, enam dari 10 top loser di Bursa Efek Indonesia (BEI) pekan lalu adalah emiten kelas kakap (blue chip). Semuanya mencatatkan koreksi saham signifikan yang menggerogoti lebih dari sepersepuluh nilai sahamnya.
Mereka adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), dan PT Astra International Tbk (ASII).
Saham ANTM mengalami koreksi terbesar di antara saham kelas kakap tersebut, dengan besaran hingga 17,9%. Koreksi itu terjadi seiring dengan anjloknya harga emas dari level tertingginya US$ 1.660 menjadi US$ 1.587 per troy ons pada akhir pekan lalu.
Koreksi serupa juga dialami oleh emiten produsen emas lainnya, yakni PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) yang anjlok 18,3% atau 48 poin dalam sepekan terakhir. Perseroan memiliki cadangan emas sebanyak 550.000 troy ons.
Namun, jika bicara saham paling merugi sepekan lalu, maka jawabannya adalah saham PT Agro Yasa Lestari Tbk (AYLS). Saham perseroan masuk kategori saham gocap (candy stock) seharga Rp 50 per unit, menyusul koreksi sebesar 67,3% atau setara 103 poin sepekan lalu.
Emiten yang bergerak di sektor perdagangan (khususnya aspal dan bungkil kedelai) ini baru saja mencatatkan sahamnya (listing) pada 12 Februari 2020. Perseroan menjadi emiten ke-12 yang melantai di bursa tahun ini, dengan menawarkan sahamnya seharga Rp 100 per unit.
Saham kebal
Di tengah kondisi suram tersebut, beberapa saham mencatatkan kinerja positif, seolah menafikan situasi pasar yang tak pasti tersebut. Mayoritas di antara saham yang mencatatkan keuntungan transaksi terbesar (top gainers) tersebut memiliki keunggulan komparatif yang unik.
Berikut ini daftar 10 saham yang merajai bursa nasional dalam hal peningkatan harga sepanjang pekan lalu yang diulas Tim Riset CNBC Indonesia.
Bisnis - Terbaru - Google Berita
March 02, 2020 at 07:25AM
https://ift.tt/2I6rqRo
Ini Dia 10 Saham yang Rontok & Kebal Saat IHSG Terkapar - CNBC Indonesia
Bisnis - Terbaru - Google Berita
https://ift.tt/34Gk0OK
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ini Dia 10 Saham yang Rontok & Kebal Saat IHSG Terkapar - CNBC Indonesia"
Post a Comment