"Pencapaian laba cukup mengalami penurunan karena kenaikan harga pokok pembelian dari hulu. Karena kami membeli dari KKKS lima tahun terakhir naik 3% per tahun," ungkapnya dalam rapat dengar pendapat (RDP) di Komisi VI DPR, Senin, (3/02/2020).
Lebih lanjut dirinya mengatakan, pemakaian gas oleh industri juga rendah, hanya tumbuh 1%. Hal ini juga berdampak pada penurunan kinerja dari perusahaan.
Selain itu, menurut Gigih harga khusus yang diberikan ke PLN yang menggunakan gas juga berdampak. Pasalnya PLN butuh dukungan gas dari PGN untuk pembangkitnya.
"Selama lima tahun terakhir PGN tidak naikkan harga gas. Sehingga industri tumbuh, 5 tahun terakhir baik penerimaan negara total Rp 6,6 triliun. Terdiri dividen pajak, dan iuran kegiatan usaha yang kami setorkan ke BPH," imbuhnya.
Meski demikian, Gigih menyebut secara operasional masih positif, meski laba mengalami penurunan. "Kinerja operasional 5 tahun terakhir keuangan positif meski 2019 pencapaian laba cukup mengalami penurunan," terangnya.
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) hingga akhir September 2019 mencatatkan penurunan laba bersih yang cukup signifikan, hingga 47,16% secara tahunan (year-on-year/YoY)
Sejak awal tahun hingga akhir kuartal III-2019, laba bersih yang didistribusikan untuk entitas induk tercatat hanya sebesar US$ 129,11 juta atau setara Rp 1,83 triliun (asumsi kurs Rp 14.174/US$). Padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya keuntungan yang dicatatkan PGAS mencapai US$ 244,33 juta atau Rp 3,46 triliun.
(gus/gus)
Bisnis - Terbaru - Google Berita
February 03, 2020 at 08:58PM
https://ift.tt/36S6uY3
Harga Gas Tak Naik 5 Tahun, Laba PGN Ngos-ngosan - CNBC Indonesia
Bisnis - Terbaru - Google Berita
https://ift.tt/34Gk0OK
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Harga Gas Tak Naik 5 Tahun, Laba PGN Ngos-ngosan - CNBC Indonesia"
Post a Comment