Tetapi di akhir perdagangan kemarin, emas justru melemah 1,15% ke US$ 1.555,71/troy ons melansir data Refinitiv. Pelemahan emas masih berlanjut pada hari ini, Kamis (9/1/2020) pukul 14:20 WIB, logam mulia ini melemah 0,64% ke level US$ 1.545.77/troy ons, melansir data Refinitiv.
Penguatan tajam emas di awal peradangan terjadi setelah Iran menyerang setidaknya dua pangkalan militer AS di Irak dengan rudal.
Foto: Demo Mengecam Tindakan AS Terhadap Iran di India (AP Photo/Altaf Qadri)
|
Sebelumnya Selasa pekan ini (7/1/2020), Iran mengatakan memiliki 13 skenario balas dendam kepada AS yang telah membunuh Jenderal Quds Force, pasukan elite Iran, Qassim Soleimani lewat serangan pesawat tanpa awak di Bandara Baghdad.
Jenderal Soleimani adalah sosok penting nomor dua di Iran dan dikenal sebagai tokoh revolusioner. Kurang dari 24 jam setelah ancaman tersebut, Iran benar-benar melakukan balas dendam.
Pelaku pasar dibuat cemas akan risiko terjadinya perang yang lebih besar, apalagi Presiden AS, Donald Trump, sebelumnya mengatakan akan melakukan serangan di 52 wilayah Iran seandainya Pemerintah Teheran melakukan balas dendam atas tewasnya Jendral Soleimani.
Tetapi, nyatanya sikap Trump malah melunak. Dalam pidatonya pada Rabu pagi waktu setempat (Rabu malam waktu Indonesia), Trump mengatakan Iran "sepertinya mundur" setelah melakukan serangan tersebut. Ia juga menyatakan akan mengenakan sanksi ekonomi ke Teheran. Hal tersebut mengindikasikan Presiden AS ke-45 ini tidak akan menggunakan kekuatan militer, yang membuat sentimen pelaku pasar kembali membaik.
Presiden AS ke-45 ini juga mengatakan membuka peluang bernegosiasi dengan Iran. "Kita semua harus bekerja sama untuk mencapai kesepakatan dengan Iran yang membuat dunia menjadi tempat yang lebih aman dan damai" kata Trump sebagaimana dilansir CNBC International.
Foto: Warga mengiringi peti jenzah Jenderal Qassem Soleimani (AP Photo/Ebrahim Noroozi)
|
Pelaku pasar dibuat lega oleh pidato tersebut, kemungkinan terjadinya perang kedua negara mengecil, dan aset-aset berisiko kembali berjaya. Hal tersebut menjadi pukulan bagi emas, kenaikan tajam dalam beberapa hari terakhir membuatnya diterpa aksi ambil untung (profit taking) harganya pun berbalik melemah.
Pelemahan emas masih berlanjut pada hari ini, maklum saja, sejak awal tahun, kenaikan emas begitu cepat. Dalam lima hari perdagangan, hingga Rabu kemarin ketika mencapai level US$ 1.610,9 emas menguat lebih dari 6%. Dengan ketegangan AS vs Iran yang mulai mereda tentunya banyak pelaku pasar yang mencairkan keuntungan.
Emas kini memasuki fase koreksi, yang bisa berlangsung dalam beberapa hari ke depan, mengingat pada 15 Januari nanti AS dan China akan menandatangani kesepakatan dagang fase I. Tetapi untuk jangka panjang, peluang emas untuk kembali menguat masih terbuka.
Bisnis - Terbaru - Google Berita
January 09, 2020 at 02:41PM
https://ift.tt/2FyNumh
Trump Mau Damai dengan Iran, Nasib Emas Bagaimana? - CNBC Indonesia
Bisnis - Terbaru - Google Berita
https://ift.tt/34Gk0OK
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Trump Mau Damai dengan Iran, Nasib Emas Bagaimana? - CNBC Indonesia"
Post a Comment