Search

Dekat Level Tertinggi 7 Tahun, Emas Rentan Koreksi - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia melesat naik pada perdagangan Senin (6/1/2020) hingga mendekati level tertinggi tujuh tahun. Tetapi sayangnya, penguatan tersebut harus terpangkas menjelang penutupan perdagangan Senin, dan pada hari ini Selasa (7/1/2020) emas justru berbalik melemah.

Pada Senin kemarin, emas sempat melesat lebih dari 2% ke US$ 1582,59/troy ons, level tersebut merupakan yang tertinggi sejak April 2013. Seiring berjalannya waktu, penguatan tersebut terpangkas hingga tersisa 0,93% dan mengakhiri perdagangan awal pekan di level US$ 1.565,85/troy ons.

Jika dilihat dalam tiga hari perdagangan di tahun ini, emas sudah mencatat kenaikan lebih dari 3%. Dan jika dilihat lebih ke belakang lagi, atau sejak 23 Desember, ketika tren kenaikan dimulai, emas sudah melesat nyaris 6%.


Dengan kenaikan tajam dalam waktu singkat tersebut, tentunya emas rentang diterpa aksi ambil untung (profit taking) jika tidak ada lagi sentiment yang mendukung untuk kenaikan harga emas. Kenaikan tinggi bisa memicu koreksi yang dalam. 

Kenaikan harga emas di awal tahun ini dipicu oleh risiko terjadinya perang antara Amerika Serikat (AS) dengan Iran yang membuat permintaan emas sebagai aset aman (safe haven meningkat).


Sepanjang akhir pekan lalu, pelaku pasar dibuat cemas dengan kemungkinan meletusnya perang antara AS dengan Iran. Pada Jumat (3/1/2019) AS membunuh Jenderal Quds Force, pasukan elite Iran, Qassim Soleimani lewat serang pesawat tanpa awak di Bandara Baghdad.

Jenderal Soleimani adalah sosok paling penting nomor dua di Iran dan dikenal sebagai tokoh revolusioner Iran. Soleimani yang berusia 62 tahun itu juga dikenal sebagai pemimpin Garda Revolusi Iran, memikul tanggung jawab atas operasi rahasia Iran di luar negeri. Sejumlah analis bahkan menilai Soleimani memiliki pengaruh diplomatik yang lebih besar ketimbang Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif.

Zarif mengutuk keras tindakan AS, dan menyatakan bahwa Iran tidak takut untuk membalas AS. "AS bertanggung jawab atas semua konsekuensi dari keputusan jahatnya," tegasnya melalui akun Twitter sebagaimana dikutip Reuters, Jumat (3/1/2019).

Sementara pada Sabtu (4/1/2020) waktu Washington, Presiden AS Donald Trump, melalui akun Twitter-nya memperingatkan Iran untuk tidak melakukan balasan atas tewasnya Jendral Soleimani. Jika peringatan tersebut tidak dihiraukan, Trump akan menyerang sebanyak 52 wilayah Iran sebagai balasan.

Namun, hingga hari ini Iran yang belum "balas dendam" membuat pelaku pasar lebih tenang, sentimen sedikit membaik, dan kembali masuk ke aset berisiko yang berimbal hasil tinggi.

"Risiko konflik memang meningkat. Namun pada kenyataannya, mungkin hanya akan sebatas pertempuran-pertempuran kecil yang sporadis. Risiko konflik yang sangat panas rasanya kecil karena Iran mungkin tidak akan melakukan respons yang membuat situasi tereskalasi signifikan," papar Tom Porcelli, Kepala Ekonom Wilayah AS di RBC Capital Markets, dikutip dari Reuters.

[Gambas:Video CNBC]


Membaiknya sentimen pelaku pasar terlihat dari bursa saham AS (Wall Street) yang berbalik menguat pada perdagangan Senin kemarin, yang berdampak pada terpangkasnya penguatan emas.

Kenaikan Wal Street juga diikuti dengan penguatan bursa saham Asia, dampaknya emas menjadi tertekan. Pada pukul 12:13 WIB, emas diperdagangkan di level US$ 1.559,78/troy ons, melemah 0,39% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Jika bursa saham global terus menguat pada hari ini, emas berisiko terkoreksi semakin dalam.

Let's block ads! (Why?)



Bisnis - Terkini - Google Berita
January 07, 2020 at 01:26PM
https://ift.tt/35tJAWt

Dekat Level Tertinggi 7 Tahun, Emas Rentan Koreksi - CNBC Indonesia
Bisnis - Terkini - Google Berita
https://ift.tt/34Gk0OK

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Dekat Level Tertinggi 7 Tahun, Emas Rentan Koreksi - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.